Rollaas Java Maragogype Coffee berasal dari biji kopi Arabika yang memiliki ukuran bentuk lebih besar dibandingkan kopi Arabica pada umumnya, karena ukuran biji yang lebih besar inilah kopi ini lebih dikenal dengan nama kopi gajah. Kopi jenis Java Maragogype ini tumbuh di daerah pegunungan Ijen Jawa Timur dengan ketinggian 1000-1500 m Dpl sehingga dapat dipastikan akan memberikan nilai citarasa lebih diantara jenis kopi yang lain.
Salah satu varietas kopi yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi kopi spesial adalah Maragogype. Saat ini harga kopi biji (green bean) Maragogype di pasaran ritel internasional sangat bervariasi, berkisar antara US$33 per kg sampai dengan US$37 per kg. Padahal harga kopi Arabika di pasar New York dan Germany saat ini berkisar US$5.6-6.3 per kg. Jika diasumsikan produktifitas kopi Maragogype hanya duapuluh lima persen dari kopi Arabika yang umum dikembangkan, maka dengan harga yang tinggi kopi Maragogype masih sangat layak untuk dibudidayakan.
Kopi Maragogype pertama kali ditemukan oleh Crisogono Jose Fernandes pada tahun 1870, di Brazil, negara bagian Bahia, di suatu tempat yang bernama Maragogype. Dari tempat ini selanjutnya kopi Maragogype menyebar ke berbagai daerah penghasil kopi di dunia, termasuk Indonesia. Varietas ini pertama kali diintroduksikan ke Indonesia pada tahun 1881 dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Dari Kebun Raya inilah selanjutnya varietas Maragogype menyebar ke berbagai perkebunan kopi di Indonesia.
Menurut Cramer (1957), kopi Maragogype banyak ditanam di kebun-kebun percobaan di Jawa, namun kopi jenis ini tidak ditanam dalam skala komersial. Hal ini diduga karena produktifitasnya yang rendah, dan pada saat itu produsen kopi belum banyak memperhatikan tentang mutu cita rasa.
Pada saat ini di kebun-kebun kopi Arabika PTPN XII di kawasan plato Ijen banyak tanaman-tanaman kopi Maragogype dalam populasi tanaman kopi Arabika secara sporadis, di antaranya adalah di Kebun Kayumas dan Kebun Pancor Angkrek. Sulit untuk mengetahui kapan pertama kali kopi Maragogype mulai ditanam di kawasan plato Ijen, namun berdasarkan morfologi batang diduga varietas ini ditanam di kawasan ini pada awal tahun 1900-an.
Secara botani, kopi Arabika varietas Maragogype merupakan mutan dominan dari kopi Arabika varietas Typica yang memiliki beberapa penciri morfologi utama berupa ukuran biji yang besar dan sedikit memutar (Charrier & Eskes, 2004), warna biji kopi bervariasi mulai dari hijau sampai coklat kusam, dan persentase biji poliembrioni dan biji bulat yang sangat rendah. Selain itu kopi Maragogype juga memiliki pertumbuhan vegetatif yang sangat gigas (vigorous), ruas panjang, serta permukaan daun besar berbentuk cembung dan tumbuh menggantung di bawah cabang.
Menurut Krug & Carvalho (1942), penciri morfologi varietas Maragogype ini dikendalikan oleh sepasang gen dominan yang diberi simbol MgMg. Namun dibalik pertumbuhan vegetatifnya yang sangat vigor, varietas Maragogype memiliki kelemahan yaitu produktifitasnya yang relatif rendah. Hasil studi yang dilakukan Carvalho (1939), menyimpulkan bahwa rendahnya produktifitas kopi Maragogype disebabkan oleh rendahnya jumlah cabang primer dan cabang sekunder, serta rendahnya jumlah bunga di setiap ketiak daun. Ukuran biji yang besar merupakan daya tarik utama varietas Maragogype, sehingga selalu dapat diterima pasar dengan baik, khususnya untuk pasar Eropa. Bahkan, varietas Maragogype memiliki cita rasa yang sangat baik, dan jika diolah dengan baik, kopi ini akan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dibanding kopi Arabika biasa sehingga dapat mengkompensasi produktifitasnya yang rendah.
Seleksi Pohon Induk Pada Kopi Arabika Varietas Maragogype
Hasil seleksi awal yang dilakukan pada tahun 2010 di Kebun Pancor Angkrek didapatkan 20 nomor seleksi dari sekitar 1.500 pohon, sedangkan di Kebun Kayumas sebanyak 36 nomor seleksi dari sekitar 2.559 pohon. Pohon-pohon terseleksi tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi tanaman induk. Karakterisasi morfologi di Kebun Kayumas menunjukkan adanya keragaman genetik yang rendah. Selain itu dari hasil pengujian cita rasa yang dilakukan di Laboratorium Mutu dan Cita Rasa Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia menunjukkan bahwa profil cita rasa Maragogype di kebun Kayumas lebih rendah dibandingkan dengan profil cita rasa Maragogype di kebun Pancor. Berdasarkan hal tersebut, maka pada tahun 2011 seleksi calon pohon induk lebih difokuskan pada populasi Maragogype di kebun Pancor. Seleksi pohon induk pada tahun 2011 dilakukan pada bulan Juni di kebun Pancor Angkrek. Kondisi umum pembuahan pada tahun 2011 sangat buruk, sebagian besar tanaman tidak berbuah. Hal ini tidak hanya terjadi pada kopi varietas Maragogype saja, namun juga terjadi pada varietas-varietas lainnya di seluruh kebun. Rendahnya produksi pada tahun 2011 ini diduga merupakan dampak dari La Nina sepanjang tahun 2010-2011.
Karakterisasi Profil Cita Rasa Maragogype
Cita rasa merupakan karakter penting dalam proses seleksi. Menurut Van der Vossen (1985), prinsip seleksi pada kopi adalah produktifitas yang baik dan stabil, daya adaptasi yang luas serta toleran terhadap lingkungan yang marjinal, peningkatan kualitas dengan mereduksi kadar kafein, dan tahan terhadap hama dan penyakit tanpa mengurangi mutu cita rasa. Penilaian cita rasa seduhan kopi dapat dilakukan secara sederhana melalui uji organoleptik dengan mengamati keasaman (acidity), body, dan perisa (flavour). Acidity dan body dinilai berdasarkan intensitasnya, mulai dari tajam (pointed), penuh (full), sedang (medium), ringan (light), sampai kurang (lacking). Karakter cita rasa varietas Maragogype telah dilaporkan dalam beberapa literatur. Wintgens (2004) menyebutkan bahwa Maragogype (Mexico) memiliki cita rasa yang full-bodied dan medium acidity, sedangkan Maragogype (Guatemala) memiliki flavor yang baik, smoky, spicy dan high acidity. Sedangkan Cramer (1957) melaporkan bahwa varietas Maragogype memiliki flavor yang sangat baik. Secara umum, Maragogype memiliki body yang tinggi, citrusy dan flowery, walaupun seringkali kualitas cita rasanya tidak stabil.
Profil cita rasa varietas Maragogype Pancor dan Maragogype Kayumas
Hasil pengujian cita rasa menunjukkan bahwa Maragogype Kayumas memiliki flavor, aftertaste, dan acidity yang sedikit lebih baik dari Maragogype Pancor, namun Maragogype Pancor memiliki body yang jauh lebih baik dari Maragogype Kayumas sehingga menghasilkan balance yang lebih baik, dan secara overall panelis lebih menyukai Maragogype Pancor. Body Maragogype Pancor yang lebih baik ini dipengaruhi oleh kadar kafeinnya yang lebih tinggi. Menurut Buffo et al. (2004), kadar kafein memberikan kontribusi pada kekuatan body dan bitternes kopi seduhan.
Hasil uji cita rasa ini selanjutnya digunakan sebagai dasar utama untuk menentukan lokasi seleksi pohon induk Maragogype yang dilakukan pada tahun 2011 yaitu di kebun Pancor Angkrek.
Manfaat yang diperoleh jika meminum kopi Maragogype :
- mencegah penyakit empedu
- meningkatkan memori jangka pendek
- mengurangi resiko diabetes
- mencegah depresi
- meningkatkan metabolisme tubuh
- menurunkan resiko kanker
- menurunkan resiko penyakit parkinson
- mengobati pendarahan
- mencegah encok
Waktu terbaik minum kopi Maragogype pk. 10.00 pagi. Dianjurkan bagi orang yang baru habis operasi minum kopi Maragogype 2 kali sehari (pagi & sore) untuk mencegah infeksi luka dan mempercepat pengeringan luka operasi.
Kontra Indikasi :
- Bagi anda yang mengalami gejala serangan jantung sebaiknya menghindari atau tidak minum kopi Maragogype berlebihan.
- Bagi anda yang mengalami gejala atau sakit maag kurangi minuman kopi Maragogype karena dapat meningkatkan asam lambung. Cukup minum secangkir dalam tiga hari.
- Minum kopi Maragogype secara berlebihan dapat menimbulkan resiko serangan jantung dan stroke karena dapat meningkatkan kadar trigliserida, kolesterol jahat pada tubuh serta darah anda akan lebih pekat. Sebaiknya tidak meminum kopi Maragogype lebih dari 2 cangkir sehari.
- Bagi ibu hamil tidak di anjurkan untuk mengkonsumsi kopi Maragogype.
Java Maragogype Coffee dapat dibeli di PT Perkebunan Nusantara XII (jika beli dalam jumlah besar) atau di PT Rolas Nusantara Mandiri (untuk produk kemasan).